6 Tips Perbedaan Strategi Bisnis Pada Level UMKM dan Makro

Pendahuluan

Spositif.com – Dalam dunia bisnis, skala operasi memiliki pengaruh besar terhadap strategi yang diterapkan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan besar yang beroperasi pada level makro. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam sumber daya, pasar, dan tujuan bisnis. Dengan memahami perbedaan strategi bisnis antara UMKM dan perusahaan makro, pelaku usaha dapat lebih bijaksana dalam merancang langkah-langkah yang tepat untuk berkembang.

Artikel ini akan mengulas enam utama yang membedakan strategi bisnis pada level UMKM dan makro. Dengan memahami perbedaan ini, pelaku usaha di kedua level dapat lebih efektif dalam mengambil keputusan yang relevan dengan skala bisnis mereka.

 

  1. Skala Pasar dan Fokus Target

Pada level UMKM, skala pasar cenderung lebih terbatas dan fokus target pasar lebih spesifik. UMKM biasanya beroperasi di pasar lokal atau regional, sehingga strategi pemasaran mereka sering kali berfokus pada pendekatan yang lebih personal dan relasional. Pelaku UMKM lebih cenderung memanfaatkan jaringan komunitas, media sosial, atau strategi mulut ke mulut untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Sebaliknya, perusahaan makro memiliki skala pasar yang jauh lebih luas, sering kali mencakup pasar nasional atau internasional. Oleh karena itu, strategi pemasaran perusahaan besar lebih kompleks, dengan pendekatan yang mencakup kampanye iklan massal, pemasaran digital skala besar, dan kolaborasi dengan media atau influencer terkenal. Fokus target mereka cenderung lebih luas, mencakup berbagai segmen pasar yang berbeda dengan karakteristik demografis dan geografis yang bervariasi.

Untuk itu, penting bagi UMKM untuk memaksimalkan kekuatan lokal dan hubungan personal dengan pelanggan, sementara perusahaan makro perlu memperhatikan diversifikasi dan skalabilitas dalam mencapai audiens yang lebih luas.

 

  1. Pengelolaan Sumber Daya

Strategi pengelolaan sumber daya pada UMKM dan perusahaan makro berbeda secara signifikan. UMKM sering kali memiliki sumber daya yang terbatas, baik dalam hal keuangan, tenaga kerja, maupun teknologi. Oleh karena itu, UMKM harus sangat efisien dalam mengalokasikan sumber daya mereka dan fokus pada pengembangan produk atau layanan inti yang dapat mendatangkan keuntungan dalam jangka pendek.

Di sisi lain, perusahaan makro biasanya memiliki akses ke sumber daya yang lebih besar dan bervariasi. Mereka dapat berinvestasi dalam pengembangan teknologi, riset pasar, dan inovasi produk yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, perusahaan besar lebih mampu untuk memanfaatkan modal besar untuk ekspansi atau diversifikasi usaha.

Pelaku UMKM harus mengutamakan efisiensi dan pengelolaan yang cermat atas setiap sumber daya yang dimiliki, sementara perusahaan makro bisa lebih leluasa dalam melakukan investasi jangka panjang.

 

  1. Pendekatan Inovasi dan Pengembangan Produk

Inovasi merupakan salah satu kunci sukses dalam bisnis, namun cara inovasi diterapkan di UMKM dan perusahaan makro berbeda. UMKM biasanya lebih fleksibel dalam menciptakan inovasi karena struktur organisasinya yang lebih sederhana dan memungkinkan keputusan diambil dengan cepat. Inovasi di UMKM sering kali berfokus pada kebutuhan pasar lokal atau niche, serta menyesuaikan produk dengan umpan balik langsung dari pelanggan.

Di sisi lain, perusahaan makro memiliki sumber daya untuk melakukan inovasi skala besar yang didukung oleh riset dan pengembangan (R&D) yang ekstensif. Mereka juga bisa berkolaborasi dengan lembaga riset atau perguruan tinggi untuk menciptakan produk baru yang revolusioner. Namun, proses inovasi di perusahaan makro cenderung lebih lambat karena harus melalui berbagai tahapan persetujuan dan pengujian sebelum diluncurkan ke pasar.

UMKM bisa memanfaatkan kelincahan mereka untuk merespon cepat perubahan pasar, sementara perusahaan makro bisa memanfaatkan keunggulan dalam melakukan riset yang mendalam untuk menciptakan inovasi jangka panjang.

 

  1. Strategi Pemasaran dan Promosi

Dalam hal pemasaran, UMKM biasanya lebih mengandalkan strategi pemasaran yang hemat biaya seperti media sosial, promosi lokal, atau kerjasama dengan komunitas. Pemasaran digital, terutama di platform seperti Instagram dan WhatsApp, sering menjadi andalan bagi UMKM karena biayanya yang relatif terjangkau dan dapat menjangkau pasar lokal secara efektif.

Sebaliknya, perusahaan makro memiliki anggaran yang lebih besar untuk iklan dan promosi, sehingga mereka bisa menggunakan media massa, iklan televisi, dan kampanye iklan digital skala besar. Mereka juga lebih sering berkolaborasi dengan selebriti atau influencer besar untuk mempromosikan produk mereka di pasar global.

UMKM harus pintar dalam memilih saluran pemasaran yang tepat sesuai dengan anggaran yang tersedia, sementara perusahaan makro perlu memastikan bahwa setiap kampanye promosi terukur dan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan brand awareness.

 

  1. Keputusan Ekspansi Bisnis

Ekspansi bisnis pada level UMKM dan makro dilakukan dengan pendekatan yang sangat berbeda. UMKM, karena keterbatasan sumber daya, biasanya melakukan ekspansi secara bertahap. Mereka lebih fokus pada penetrasi pasar lokal atau regional terlebih dahulu sebelum mencoba untuk masuk ke pasar yang lebih besar. Hal ini memungkinkan mereka untuk meminimalkan risiko dan menjaga stabilitas keuangan.

Di sisi lain, perusahaan makro memiliki kapasitas untuk melakukan ekspansi besar-besaran, baik ke pasar internasional maupun melalui diversifikasi produk. Mereka sering kali mengakuisisi perusahaan lain atau melakukan joint venture untuk mempercepat ekspansi. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan makro juga didukung oleh strategi yang lebih matang dan analisis pasar yang mendalam.

Bagi UMKM, penting untuk fokus pada penguatan pondasi bisnis sebelum melakukan ekspansi, sementara perusahaan makro bisa lebih agresif dalam mengejar ekspansi global.

 

  1. Manajemen Risiko dan Ketahanan Bisnis

UMKM dan perusahaan makro menghadapi risiko yang berbeda dalam menjalankan bisnis mereka. UMKM sering kali lebih rentan terhadap perubahan kondisi pasar, krisis ekonomi, atau masalah keuangan karena mereka tidak memiliki cadangan modal yang besar. Oleh karena itu, strategi manajemen risiko pada UMKM cenderung berfokus pada efisiensi operasional dan menjaga arus kas yang stabil.

Perusahaan makro, di sisi lain, memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menghadapi risiko. Mereka dapat mengelola risiko dengan lebih baik melalui diversifikasi portofolio, asuransi, atau strategi mitigasi lainnya. Perusahaan besar juga sering kali memiliki tim khusus yang menangani manajemen risiko dan krisis, sehingga mereka lebih siap menghadapi situasi darurat.

Bagi UMKM, penting untuk selalu waspada terhadap potensi risiko dan melakukan perencanaan keuangan yang matang. Sementara itu, perusahaan makro harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem yang kuat untuk mengelola risiko dalam skala yang lebih luas.

 

Kesimpulan

Strategi bisnis pada level UMKM dan perusahaan makro sangat berbeda, terutama dalam hal skala pasar, pengelolaan sumber daya, inovasi, pemasaran, ekspansi, dan manajemen risiko. UMKM perlu fokus pada efisiensi, kelincahan, dan koneksi lokal, sementara perusahaan makro dapat memanfaatkan sumber daya yang lebih besar untuk melakukan inovasi dan ekspansi global. Dengan memahami perbedaan ini, pelaku usaha di kedua level dapat lebih bijak dalam merancang strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas bisnis mereka.