Kumpulan Kata Bijak Bahasa Madura dan Terjemahannya

Pendahuluan

Spositif.com – Madura, sebuah pulau di Indonesia yang dikenal dengan tradisi kuat dan budaya yang khas, juga memiliki bahasa dan ungkapan bijak yang mengandung mendalam. Sama seperti daerah lain di Indonesia, kata-kata bijak dari bahasa Madura sering kali mencerminkan pandangan hidup dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Ungkapan ini biasanya digunakan untuk memberikan nasihat atau panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah kumpulan beberapa kata bijak bahasa Madura beserta terjemahannya dan penjelasan maknanya.

 

  1. “Teppah benna e kabhawa, sakona ango’an reya”

  (Jatuh dan bangkit adalah bagian dari hidup)

Pepatah ini mengajarkan bahwa hidup selalu penuh dengan tantangan. Ungkapan ini menggambarkan realitas hidup yang kadang jatuh dan bangkit kembali adalah hal yang wajar. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah proses menuju keberhasilan. Dalam kehidupan, orang akan sering menghadapi situasi di mana mereka harus menerima kegagalan sebagai bagian dari perjalanan.

Dengan memahami bahwa jatuh adalah bagian dari proses, kita akan lebih siap menghadapi tantangan dan lebih tangguh dalam menyikapi kegagalan. Setiap kegagalan membawa pelajaran berharga yang akan membantu kita berkembang. Pepatah ini mengajarkan agar jangan pernah menyerah pada keadaan.

Selain itu, nasihat ini juga memberikan penguatan mental. Dalam setiap perjuangan, penting untuk tetap berusaha dan terus berjuang. Sikap pantang menyerah dan semangat untuk bangkit lagi menjadi kunci dalam meraih kesuksesan dalam hidup.

 

  1. “Bhareng bherres takkan pole korang”

   (Bersama-sama, beras tidak akan pernah habis)

Pepatah ini menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong. Dalam masyarakat Madura, nilai kebersamaan sangat dijunjung tinggi, terutama dalam menghadapi kesulitan hidup. Dengan bekerja sama, segala sesuatu yang berat akan terasa lebih ringan dan apa yang sedikit akan terasa cukup. Hal ini berlaku dalam aspek ekonomi, sosial, hingga kehidupan sehari-hari.

Dengan saling membantu dan mendukung, setiap individu dalam kelompok dapat mencapai hasil yang lebih baik. Berbagi kebahagiaan dan juga kesulitan akan membuat hubungan antar manusia lebih harmonis. Pepatah ini juga menekankan bahwa ketika kita bersatu, kita bisa mengatasi tantangan apa pun yang ada di hadapan kita.

Selain itu, pepatah ini juga menjadi pengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kebersamaan dan solidaritas adalah kunci dalam menciptakan kesejahteraan bersama, dan melalui itu, kita bisa memastikan bahwa kebutuhan hidup akan selalu tercukupi.

 

  1. “Berjuang se pi’ kaangghuyah, aeng keromong jha’ sepi”

   (Berjuanglah sampai kamu merasa lelah, karena air sumur tak akan pernah kering)

Makna pepatah ini adalah tentang ketekunan dan kerja keras dalam mencapai tujuan. Ungkapan ini mengajarkan kita untuk terus berusaha tanpa mengenal kata lelah. Sama seperti air sumur yang tak akan pernah habis jika diambil secara bijak, begitu pula dengan potensi manusia yang akan terus ada jika digunakan dengan baik. Tidak ada yang salah dalam merasa lelah, namun yang penting adalah terus berjuang dan tidak berhenti di tengah jalan.

Selain itu, pepatah ini mengajarkan tentang pentingnya konsistensi dalam menjalani kehidupan. Terkadang, hasil dari kerja keras tidak langsung terlihat. Namun, dengan terus berjuang dan tidak menyerah, hasil itu akan datang pada waktunya. Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, tetapi merupakan buah dari usaha yang berkelanjutan.

Selain ketekunan, pepatah ini juga menekankan pentingnya keseimbangan. Sama seperti sumur yang akan kering jika diambil airnya secara berlebihan, kita juga perlu menjaga keseimbangan dalam hidup. Berjuanglah dengan tekad, tetapi tetaplah bijak dalam mengatur tenaga dan waktu.

 

  1. “Tandhe’ takento’, sagga’ takari”

   (Kebijaksanaan tidak diukur dari usia, melainkan dari pengalaman)

Pepatah ini mengingatkan bahwa kebijaksanaan seseorang tidak selalu ditentukan oleh usia. Meski orang yang lebih tua sering dianggap lebih bijaksana karena pengalamannya yang lebih banyak, namun pengalaman hidup yang intens juga bisa dimiliki oleh mereka yang lebih muda. Dalam budaya Madura, pengalaman adalah guru terbaik, dan kebijaksanaan datang dari seberapa banyak pelajaran yang diambil dari pengalaman hidup.

Pepatah ini mengajarkan pentingnya belajar dari setiap situasi yang kita hadapi. Setiap pengalaman, baik atau buruk, membawa pelajaran yang bisa membentuk kebijaksanaan seseorang. Kebijaksanaan tidak diukur dari seberapa banyak usia yang telah dilalui, tetapi dari seberapa dalam seseorang memahami dan mengambil pelajaran dari hidupnya.

Selain itu, ungkapan ini juga mengajarkan kita untuk tidak meremehkan orang lain berdasarkan usia mereka. Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang unik dan bisa memberikan pandangan yang bijaksana. Oleh karena itu, penting untuk selalu membuka diri terhadap pelajaran dari siapa pun, tanpa memandang usia atau latar belakang.

 

  1. “Jher ko’ kabeng, Jher ko’ kotor”

 (Seperti kapur, jika dicampur akan menjadi kotor)

Pepatah ini memiliki makna bahwa kita harus berhati-hati dalam memilih pergaulan. Sama seperti kapur yang bersih akan menjadi kotor jika dicampur dengan yang kotor, begitu juga dengan diri kita jika dikelilingi oleh orang-orang yang buruk. Ungkapan ini mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan berhati-hati dalam lingkungan sosial kita, karena pergaulan yang salah bisa merusak karakter kita.

Ungkapan ini memberikan nasihat bahwa dalam kehidupan, kita harus selektif dalam memilih teman atau lingkungan. Lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku kita, bahkan tanpa kita sadari. Oleh karena itu, penting untuk selalu berusaha berada di lingkungan yang positif dan mendukung pertumbuhan pribadi.

Pepatah ini juga menekankan bahwa karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Jika kita ingin menjadi pribadi yang baik, kita harus mengelilingi diri dengan orang-orang yang juga memiliki nilai-nilai yang baik dan positif.

 

  1. “Dhik lako’ tak ajello’, sadhik ra tak apelle”

  (Jangan ingin lebih jika sedikit saja belum bisa menguasai)

Pepatah ini mengajarkan pentingnya memahami dan menguasai hal-hal kecil sebelum melangkah lebih jauh. Banyak orang yang sering kali tergesa-gesa ingin meraih hal-hal besar, tanpa memahami bahwa kesuksesan besar berasal dari keberhasilan dalam hal-hal kecil. Pepatah ini memberikan nasihat agar kita belajar menghargai proses dan tidak melompat-lompat dalam mencapai tujuan.

Dalam hidup, kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk mendapatkan lebih banyak tanpa menyadari pentingnya menguasai apa yang sudah ada di tangan kita. Hal ini mengajarkan kesabaran dan kebijaksanaan dalam menjalani proses kehidupan. Keberhasilan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang dijalani dengan tekun dan penuh kesadaran.

Selain itu, ungkapan ini juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu ambisius sebelum benar-benar siap. Penting untuk memahami kemampuan diri sendiri dan tidak terburu-buru dalam mengambil langkah besar. Dengan demikian, kita akan lebih siap dan matang dalam menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.

 

Penutup

Kata-kata bijak dalam bahasa Madura tidak hanya sarat dengan makna filosofis, tetapi juga merupakan panduan praktis dalam menjalani kehidupan. Setiap ungkapan mengandung nasihat yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan, mulai dari kebersamaan, kerja keras, hingga pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik. Dengan memahami dan menerapkan kata-kata bijak ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan penuh kesadaran. Semoga kumpulan kata bijak ini dapat menjadi dan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.