Kumpulan Kata-kata Bijak Filsuf Dunia

Spositif.com – Di dunia ini banyak sekali filsuf-filsuf yang mengisi perkembangan zaman. Ada Aristoteles, Socrates, Immanuel Kant dan masih banyak lagi, nama-nama tersebut memiliki sumbangsih berupa pemikiran dan gagasan yang menarik untuk dipelajari. Meskipun berasal dari era lama, pandangan filsuf masih related dipakai oleh orang di zaman sekarang. Contohnya seperti munculnya fenomena filosofi Stoickisme yang berbicara tentang bagaimana cara mengendalikan diri dari berbagai hal yang diluar kendali.

Filsuf memang memiliki gagasan yang unik dan tidak ada salahnya, kita mempelajari pemikiran filsuf dalam kumpulan kata-kata bijak filsuf dunia, berikut ini :

 

1.Pengetahuan tidak memiliki nilai kecuali jika dipraktekkan.” – Thomas Aquinas 

Kutipan yang dicetuskan oleh Thomas Aquinas (Filsuf Italia) “Pengetahuan tidak memiliki nilai kecuali jika dipraktekkan,” mengandung pesan mendalam tentang pentingnya penggunaan dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan ini mengingatkan kita bahwa memiliki pengetahuan hanya sebagai konsep atau teori saja tidaklah cukup; yang lebih penting adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam tindakan nyata dan pengalaman. Karena dengan tindakan nyata, akan ada banyak orang disekitar kita akan merasakan manfaatnya.

Dalam banyak konteks, termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, filsafat, atau agama, pengetahuan bukanlah tujuan akhir, tetapi lebih merupakan alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Misalnya, di dunia pendidikan, tujuan belajar tidak hanya untuk menghafal fakta atau teori, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan, pemahaman, dan kemampuan untuk memecahkan dalam kehidupan nyata. Dengan menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi, siswa dapat melihat nilai praktis dari apa yang mereka pelajari.

Dalam ilmu pengetahuan dan penelitian, pengetahuan yang diperoleh dari studi atau eksperimen hanya bermanfaat jika dapat diterapkan untuk memahami fenomena alam atau menyediakan solusi untuk masalah dunia nyata. Tanpa penerapan praktis, pengetahuan tersebut hanya akan menjadi catatan di atas kertas atau data yang terabaikan.

Dalam bidang filsafat atau spiritualitas, pengetahuan tentang kebijaksanaan atau kebenaran tidak memiliki arti jika tidak digunakan untuk membimbing tindakan dan perilaku kita sehari-hari. Hanya melalui praktek dan pengalaman langsung kita dapat memahami makna sejati dari apa yang telah kita pelajari.

Dengan demikian, pesan dari kutipan Thomas Aquinas mengajarkan kita bahwa nilai sejati dari pengetahuan hanya akan terungkap melalui tindakan nyata dan pengalaman. Kita tidak hanya harus berusaha untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi juga untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan perubahan positif dalam diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

 

2.Kreativitas itu menular, lalui saja. – Albert Einstein

Kutipan ini menggambarkan pandangan Albert Einstein tentang kreativitas sebagai sesuatu yang menular dan harus dijalani atau ditempuh tanpa hambatan. Dalam konteks ini, kreativitas dianggap sebagai kekuatan yang kuat yang dapat menyebar dari satu individu ke individu lainnya, mirip dengan cara virus menular dari satu orang ke orang lain.

Einstein, sebagai seorang fisikawan dan ilmuwan yang sangat kreatif, mungkin menganggap bahwa kreativitas tidak boleh ditahan atau dibatasi oleh konvensi atau ketakutan akan kegagalan. Sebaliknya, kreativitas harus dibiarkan mengalir secara alami dan dijalani tanpa hambatan. Ini menyoroti pentingnya untuk mengeksplorasi ide-ide baru, percaya pada proses kreatif, dan tidak takut untuk berpikir di luar kotak. Einstein percaya bahwa setiap manusia pasti memiliki potensi, dan potensi manusia adalah berbeda, maka dari itu kreativitas seseorang harus didorong tanpa ada diskriminasi.

Pesan yang terkandung dalam kutipan Albert Einstein juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu hal yang aktif dan harus dikejar, dijalani, dan dieksplorasi secara terus-menerus. Dengan menerima dan melalui proses kreatif tanpa hambatan, kita dapat membuka diri untuk kemungkinan baru, menghasilkan solusi inovatif, dan menciptakan karya yang berarti dan bermakna.

 

3.Retorika, sepertinya, adalah pencipta pengaruh demi kepercayaan, bukan instruksi atas yang salah dan yang benar. – Plato

Dari perspektif yang unik, kutipan ini mengajak kita untuk merenungkan peran yang lebih dalam dari retorika dalam memengaruhi pikiran dan tindakan orang. Plato, seorang filsuf kuno yang terkenal, mungkin menyadari bahwa kekuatan kata-kata dan seni persuasi tidak hanya tentang menyampaikan informasi atau argumen, tetapi juga tentang menciptakan pengaruh yang mendalam dan membangun kepercayaan di antara orang-orang.

Dalam pandangan ini, retorika dipandang sebagai lebih dari sekadar alat untuk memberikan instruksi tentang apa yang benar atau salah. Sebaliknya, itu adalah seni dalam membentuk narasi, membangun koneksi emosional, dan merangsang pikiran orang lain. Dengan menggunakan retorika secara bijaksana, seseorang dapat mempengaruhi persepsi dan sikap orang lain, bahkan dalam hal-hal di luar logika atau fakta yang konkrit.

Ketika Plato menyatakan bahwa retorika adalah “pencipta pengaruh demi kepercayaan,” dia mungkin menekankan bahwa tujuan sejati dari retorika adalah untuk membangun hubungan yang kuat dan memperkuat keyakinan, bukan sekadar menegaskan kebenaran atau kekeliruan. Ini mencerminkan pemahaman bahwa kebenaran seringkali relatif dan kompleks, dan bahwa retorika dapat digunakan untuk membentuk pemahaman bersama tentang dunia di sekitar kita.

Dengan demikian, kutipan ini mengajak kita untuk melihat retorika dengan lebih luas, sebagai alat yang mampu membentuk persepsi dan mendorong perubahan, bukan sekadar sebagai sarana untuk menyampaikan informasi atau argumen. Ini memberikan kita kesempatan untuk memahami kekuatan kata-kata dan pengaruhnya dalam membentuk pandangan dunia dan perilaku kita, serta menginspirasi kita untuk menggunakan retorika dengan bijaksana untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dan hubungan yang lebih kuat dengan orang lain.

 

4.Hidup tanpa tujuan adalah seperti menelusuri lautan tanpa kompas.” – Thomas Carlyle

Kutipan ini menggambarkan pentingnya memiliki tujuan dalam hidup sebagai suatu yang vital, mirip dengan pentingnya memiliki kompas saat menelusuri lautan yang luas. Thomas Carlyle, seorang filsuf dan sejarawan abad ke-19, dikenal karena pandangannya tentang individualisme, kepemimpinan, dan kekuatan tujuan dalam kehidupan manusia.

Carlyle, yang hidup di era Romantisisme, mengamati pentingnya memiliki arah atau tujuan yang jelas dalam hidup. Baginya, hidup tanpa tujuan adalah seperti berkeliaran di lautan yang luas tanpa arah atau orientasi yang jelas. Dalam pandangan Carlyle, tujuan memberikan makna pada hidup dan memberikan arah yang diperlukan untuk mencapai potensi penuh kita sebagai manusia.

Dengan analogi antara hidup tanpa tujuan dengan menelusuri lautan tanpa kompas, Carlyle menekankan bahwa tanpa tujuan yang jelas, kita mungkin merasa tersesat atau kehilangan dalam kehidupan. Seperti kompas yang membantu pelaut menavigasi arahnya di lautan yang luas, tujuan dalam hidup memberikan kita fokus dan arah untuk mencapai impian dan aspirasi kita.

Jadi, kutipan ini memperingatkan kita akan bahayanya hidup tanpa tujuan yang jelas, dan mendorong kita untuk merenungkan apa yang benar-benar penting bagi kita dan bagaimana kita dapat menetapkan tujuan yang memberikan makna pada hidup kita. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kita dapat mengarahkan energi dan usaha kita dengan lebih efektif, dan meraih kesuksesan yang lebih besar dalam hidup.

 

5.Hiduplah kamu bersama – sama sebagaimana layaknya manusia dan pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia ( pohon ) membalasnya dengan buah.” – Abu Hamid Al Ghazali

Kata-kata bijak ini mengandung pesan tentang kebijaksanaan, ketabahan, dan kemurahan hati dalam menghadapi tantangan dan perlakuan buruk dari orang lain. Abu Hamid Al Ghazali, seorang filsuf, cendekiawan, dan teolog Muslim abad ke-11, dikenal karena kontribusinya dalam bidang filsafat, tasawuf (mistisisme Islam), dan pendidikan.

Dari sudut pandang Al Ghazali, kutipan tersebut menekankan pentingnya menjalani kehidupan dengan sikap yang baik dan penuh kebaikan, bahkan ketika kita dihadapkan pada kesulitan atau perlakuan kasar dari orang lain. Analogi dengan pohon yang tetap berbuah meskipun dilempari dengan batu menunjukkan sikap yang sabar dan murah hati dalam menghadapi ketidakadilan atau kesulitan dari lingkungan sekitar.

Al Ghazali sendiri mengajarkan pentingnya nilai-nilai moral, seperti kesabaran, pengampunan, dan kedermawanan, dalam menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan. Ia juga menekankan pentingnya untuk menghindari sikap dendam atau balas dendam, dan sebaliknya membalas perlakuan buruk dengan kebaikan dan kemurahan hati.

Dalam konteks tasawuf, Al Ghazali juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga hati dan jiwa dari sikap negatif seperti amarah, kebencian, atau iri hati, dan sebaliknya membudayakan sikap yang penuh cinta kasih dan pengampunan. Dengan demikian, kutipan ini mencerminkan ajaran Al Ghazali tentang pentingnya sikap yang baik dan kemurahan hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta mengajak kita untuk meniru sikap pohon yang tetap berbuah meskipun dihadapkan pada cobaan atau perlakuan yang tidak adil dari orang lain.

Itulah tadi kumpulan Kata-kata Bijak Filsuf, yang bisa kita jadikan renungan dan referensi untuk menjalani hidup yang lebih baik. Meskipun para filsuf tersebut berasal dari zaman puluhan atau ratusan yang lalu, tapi pemikirannya masih tetap bisa dipakai hingga era sekarang.